PERCAYA PADA BENDA MISTIS DAN AZIMAT
KITA HANYA BERIKHITIAR, YANG
MENJAMIN HASIL SEPENUHNYA HANYA ALLAH SWT
Sesungguhnya Allah SWT yang Maha
Kuasa dan Berkehendak atas segalanya. Menjalankan segala perintah-Nya dan
menjauhi segala laranganNya dan senantiasa selalu mengingat Allah SWT dan
memohon hanya kepadaNya adalah hal yang paling penting dalam memperoleh
keselamatan dan kesejahteraan serta kesuksesan dunia dan akhirat. Yang baik itu
datang dari Allah SWT dan yang buruk itu kelemahan dari diri kita sendiri yang
mesti diintrospeksi untuk perbaikan di masa yang akan datang.
AL-ASBAABUL `AADDIYYATU LAA TU`ATSTSIRU FII
MUSABBABAATIHAA
Obat tidak dapat menta`tsirkan atas
kesembuhan, Api tidak dapat menta`tsirkan atas kebakaran, Makan tidak
dapat menta`tsirkan atas kekenyangan dsb. Begitupula menggunakan Azimat
dsb. tidak dapat menta`tsirkan atas kekayaan, kelacancaran usaha,
kejembaran rizqi dsb. Semua itu hanyalah kehendak Allah SWT.
(1)
BARANG SIAPA YANG MENEKADKAN
BAHWASANYA OBAT ITU BISA MEYEMBUHKAN DENGAN SENDIRINYA (BUKAN DENGAN KEHENDAK
GUSTI ALLAH) MAKA ORANG ITU KUFUR / MURTAD MENURUT SELURUH ULAMA ISLAM
(ORANG INILAH YANG DISEBUT MUSYRIK)
(2)
BARANG SIAPA YANG MENEKADKAN
BAHWASANYA OBAT ITU BISA MENYEMBUHKAN DENGAN DAYA KEKUATAN YANG DI TITIPKAN
OLEH ALLAH SWT DIDALAM OBAT ITU MAKA ORANG ITU KUFUR MENURUT SEBAGIAN ULAMA DAN
TIDAK KUFUR MELAINKAN FASIQ DAN MUBTADI` MENURUT ULAMA YANG LAINNYA.
(3)
BARANG SIAPA YANG MENEKADKAN
BAHWASANYA OBAT ITU TIDAK BISA MENYEMBUHKAN DENGAN SENDIRINYA MELAINKAN DENGAN
KEHENDAK ALLAH, AKAN TETAPI ORANG ITU MENEKADKAN ADANYA TALAAZUM `AQLI ANTARA
OBAT DAN KESEMBUHAN YAKNI MENEKADKAN TIDAK MUNGKIN MELESET (MEMASTIKAN SEMBUH) MAKA
ORANG ITU ADALAH JAAHIL BIHAQIIQOTIL HUKMI (BODOH AKAN HAQIQATNYA HUKUM) DAN
KEBODOHAN SEMACAM INI BISA MENJURUS KEDALAM KEKUFURAN.
(4)
BARANG SIAPA YANG MENEKADKAN
BAHWASANYA OBAT ITU TIDAK BISA MENYEMBUHKAN DENGA SENDIRNYA MELAINKAN DENGAN
KEHENDAK ALLAH, SERTA MENEKADKAN TIDAK ADANYA TALAAZUM `AQLI ANTARA OBAT DAN
KESEMBUHAN YAKNI MENEKADKAN MUNGKIN MELESET (TIDAK MEMASTIKAN SEMBUH) MAKA
INSYA ALLAH ORANG INI TERMASUK DARI GOLONGAN ORANG-ORANG YANG SELAMAT.
APAKAH AZIMAT HARAM ATAU MUSRIK??
APAKAH AZIMAT HARAM ATAU MUSRIK??
Kontroversi
mengenai halal - haram menggunakan Azimat, Benda Bertuah, dsb sudah menjadi
suatu hal yang umum dalam agama, sudah terjadi sejak ratusan tahun lalu, dan
sampai sekarang semua kelompok yang saling bertentangan tetap mempertahankan
pendapatnya masing-masing.
Ajengan/Kyai/Ulama
tidak memaksa Anda untuk mengikuti keyakinannya. Semua kembali kepada hati
nurani Anda sendiri, terserah mana yang akan Anda ikuti. Di sini hanya akan
dijelaskan keyakinan para Ajengan/Kyai/Ulama. Selama kita yakin bahwa Allah
SWT-lah satu-satunya penguasa, dan kita yakin segala peristiwa di dunia ini
terjadi hanya karena kehendak Allah. Maka tidak perlu lagi penjelasan rumit
yang panjang lebar mengenai kemusyrikan. Karena inti dari aqidah tauhid
hanyalah satu, yaitu meng-ESA -kan Allah SWT sebagai Maha Kuasa, sumber dari
segala sesuatu, termasuk sumber dari kekuatan Azimat, Benda Bertuah, dsb.
Di
dalam Azimat atau Benda Bertuah terkandung khodam, yaitu mahluk gaib dari
bangsa jin atau malaikat sebagai perantara adanya kekuatan gaib. Ada juga
Azimat / Benda Bertuah yang didalamnya hanya terkandung energi, tidak ada
makhluk hidup didalamnya. Namun pada hakikatnya malaikat, jin maupun energi
adalah ciptaan Allah SWT, yang selalu terikat oleh hukum dan kehendak Allah.
Bersemayamnya malaikat, jin atau energi pada suatu benda adalah kehendak Allah.
Sedangkan manusia yang membuat Azimat atau Benda Bertuah itu hakekatnya
hanyalah memohon kepada Tuhan dengan cara-cara khusus yang diyakini bisa
mengisikan energi ke dalam suatu benda.
Sebagai
pelengkap, kami sertakan dalil-dalil yang mengatakan adanya kekuatan pada benda
mati, yang tidak lain adalah kekuatan dari Allah. Pada hakikatnya Benda Bertuah
hanyalah sarana, sedangkan yang menjadi segala sumber kekuatan hanyalah Allah.
Yaitu berupa baju gamis milik Nabi Yusuf.
ALLAH
berfirman: "Pergilah kamu dengan membawa baju gamisku ini lalu letakkanlah
baju gamisku ke wajah ayahku (Yakub AS) nanti ia akan melihat kembali dan
bawalah keluargamu semuanya kepadaku" (Surat Yusuf ayat 93).
Baju
gamis yang tak lain adalah benda mati, menjadi perantara akan kesembuhan Nabi
Yakub, ayah dari Nabi Yusuf. Semua ini terjadi karena kehendak Tuhan, baju
gamis milik Nabi Yusuf itu tidak memiliki kekuatan sendiri, melainkan semua
kekuatan itu datang dari Allah.
Dari
'Aisyah r.a dia berkata: "Adalah Rasulullah SAW apabila seseorang mengadu
sakit atau ada yang punya bisul/kudis atau luka, maka beliau berkata dengan
jari-jarinya seperti ini (Dan Sufyan meletakkan jari telunjuknya ke tanah
kemudian mengangkatnya) dan beliau berkata, "Dengan Nama ALLAH, inilah
debu tanah kami, dengan ludah sebagian kami, agar orang sakit kami disembuhkan,
dengan izin Tuhan kami." (HR. Bukhori, Muslim, Abu Daud, Nasai, Ibnu Majah
dan Ahmad).
Dengan
memahami ini, jelas bahwa kekuatan gaib yang ada dalam suatu benda adalah
kehendak Allah. Tergantung bagaimana kita menyikapinya, jika kita meyakini
bahwa benda itu memiliki kekuatan sendiri yang bisa bertindak diluar kuasa
Allah, inilah yang syirik. Namun jika kita memandang adanya energy gaib pada
suatu benda sebagai wujud dari kekuasaan Allah, maka ini bisa menjadi pemicu
kuatnya iman kita.
Mengamalkan
doa-doa, hizib dan memakai azimat pada dasanya tidak lepas dari ikhtiar/usaha
atau usaha seorang hamba, yang dilakukan dalam bentuk doa kepada Allah SWT.
Jadi sebenarnya, membaca hizib, dan memakai azimat, tidak lebih sebagai salah
satu bentuk doa kepada Allah SWT. Dan Allah SWT sangat menganjurkan seorang
hamba untuk berdoa kepada-Nya. Allah SWT berfirman:
اُدْعُوْنِيْ أَسْتَجِبْ لَكُمْ
“Berdoalah kamu, niscaya Aku akan mengabulkannya untukmu”.
(QS al-Mu’min: 60)
Ada beberapa dalil dari hadits Nabi yang menjelaskan kebolehan
ini. Diantaranya adalah:
عَنْ عَوْفِ بْنِ مَالِكٍ الأشْجَعِي، قَالَ:” كُنَّا نَرْقِيْ فِيْ
الجَاهِلِيَّةِ، فَقُلْنَا: يَا رَسُوْلَ اللهِ كَيْفَ تَرَى فِي ذَلِكَ؟
فَقَالَ: اعْرِضُوْا عَلَيّ رُقَاكُمْ، لَا بَأْسَ بِالرُّقَى مَا لَمْ
يَكُنْ فِيْهِ شِرْكٌ
الجَاهِلِيَّةِ، فَقُلْنَا: يَا رَسُوْلَ اللهِ كَيْفَ تَرَى فِي ذَلِكَ؟
فَقَالَ: اعْرِضُوْا عَلَيّ رُقَاكُمْ، لَا بَأْسَ بِالرُّقَى مَا لَمْ
يَكُنْ فِيْهِ شِرْكٌ
Dari Auf bin Malik al-Asja’i, ia meriwayatkan bahwa pada zaman
Jahiliyah, kita selalu membuat azimat (dan semacamnya). Lalu kami bertanya
kepada Rasulullah, bagaimana pendapatmu (yaa Rasul) tentang hal itu. Rasul
menjawab, ”Coba tunjukkan azimatmu itu padaku. Membuat azimat tidak apa-apa
selama di dalamnya tidak terkandung kesyirikan.” (HR Muslim [4079]).
Dalam At-Thibb an-Nabawi, al-Hafizh al-Dzahabi menyitir sebuah
hadits:
Dari Abdullah bin Umar, bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda,
”Apabila salah satu di antara kamu bangun tidur, maka bacalah
(bacaan yang artinya): Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah SWT yang
sempurna dari kemurkaan dan siksaan-Nya, dari perbuatan jelek yang dilakukan
hamba-Nya, dari godaan syetan serta dari kedatangannya padaku. Maka syetan itu
tidak akan dapat membahayakan orang tersebut.”
Abdullah bin Umar mengajarkan bacaan tersebut kepada anakanaknya
yang baligh. Sedangkan yang belum baligh, ia menulisnya pada secarik kertas,
kemudian digantungkan di lehernya. (At-Thibb an-Nabawi, hal 167).
Dengan demikian, hizib atau azimat dapat dibenarkan dalam agama
Islam. Memang ada hadits yang secara tekstual mengindikasikan keharaman
menggunakan azimat, misalnya:
عَنْ عَبْدِ اللهِ قاَلَ سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّي اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ إنَّ الرُّقًى وَالتَّمَائِمَ وَالتَّوَالَةَ شِرْكٌ
وَسَلَّمَ إنَّ الرُّقًى وَالتَّمَائِمَ وَالتَّوَالَةَ شِرْكٌ
Dari Abdullah, ia berkata, Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda,
“‘Sesungguhnya hizib, azimat dan pelet, adalah perbuatan syirik.” (HR Ahmad
[3385]).
Mengomentari hadits ini, Ibnu Hajar, salah seorang pakar ilmu
hadits kenamaan, serta para ulama yang lain mengatakan: “Keharaman yang
terdapat dalam hadits itu, atau hadits yang lain, adalah apabila yang digantungkan
itu tidak mengandung Al-Qur’an atau yang semisalnya. Apabila yang digantungkan
itu berupa dzikir kepada Allah SWT, maka larangan itu tidak berlaku. Karena hal
itu digunakan untuk mengambil barokah serta minta perlindungan dengan Nama
Allah SWT, atau dzikir kepado-Nya.” (Faidhul Qadir, juz 6 hal 180-181).
lnilah dasar kebolehan membuat dan menggunakan amalan, hizib serta
azimat. Karena itulah para ulama salaf semisal Imam Ahmad bin Hanbal dan Ibnu
Taimiyyah juga membuat azimat.
A-Marruzi berkata, ”Seorang perempuan mengadu kepada Abi Abdillah
Ahmad bin Hanbal bahwa ia selalu gelisah apabila seorang diri di rumahnya.
Kemudian Imam Ahmad bin Hanbal menulis dengan tangannya sendiri, basmalah,
surat al-Fatihah dan mu’awwidzatain (surat al-Falaq dan an-Nas).” Al-Marrudzi
juga menceritakan tentang Abu Abdillah yang menulis untuk orang yang sakit
panas, basmalah, bismillah wa billah wa Muthammad Rasulullah, QS. al-Anbiya:
69-70, Allahumma rabbi jibrila dst. Abu Dawud menceritakan, “Saya melihat
azimat yang dibungkus kulit di leher anak Abi Abdillah yang masih kecil.”
Syaikh Taqiyuddin Ibnu Taimiyah menulis QS Hud: 44 di dahinya orang yang
mimisan (keluar darah dati hidungnya), dst.” (Al-Adab asy-Syar’iyyah wal Minah
al-Mar’iyyah, juz II hal 307-310).
Namun tidak semua doa-doa dan azimat dapat dibenarkan. Setidaknya,
ada tiga ketentuan yang harus diperhatikan : (1) Harus menggunakan Kalam
Allah SWT, Sifat Allah, Asma Allah SWT ataupun sabda Rasulullah SAW;
(2) Pegunakan bahasa
Arab ataupun bahasa lain yang dapat dipahami maknanya; (3) Tertanam
keyakinan bahwa ruqyah itu tidak dapat memberi pengaruh apapun, tapi (apa yang
diinginkan dapat terwujud) hanya karena takdir Allah SWT. Sedangkan doa dan
azimat itu hanya sebagai salah satu sebab
saja.” (Al-Ilaj bir-Ruqa minal Kitab was Sunnah, hal 82-83).
Dengan segala kerendahan hati, Atas Kuasa dan Kehendak Allah SWT,
kami Insya Allah Power Gaib Indonesia membuka tabir keajaiban dari setiap ayat,
doa, mantra, dan kejadian alam yang menimbulkan energi supranatural luar biasa,
kemudian mentransfer dan menyimpannya dalam media yang tepat dan layak, maka
atas kehendak Tuhan, terciptalah Mustika Aji Mantra / Ajimat Spiritual dari
tangan leluhur, Ajengan, Guru yang berguna untuk berbagai macam keperluan hidup
dan praktis, mudah, aman cara penggunaannya.